Di Jawa Timur, tepatnya di Jember dan Situbondo, mulai dicoba budidaya kopi Luwak dengan cara menangkar luwak serta melepasnya di areal perkebunan kopi. Meski hasilnya masih belum terlihat secara signifikan, namun sudah dapat dirasakan dengan volume produksi yang setiap tahunnya semakin meningkat.
Mahalnya kopi Luwak disebabkan karena kapasitas produksi kopi istimewa ini sangat terbatas. Dalam setahun, kapasitas produksinya diperkirakan hanya 500 kg, itupun total produksi dari Negara-negara di seluruh dunia yang didominasi Negara-negara di Asia Tenggara, diantaranya adalah Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Indonesia. Total kapasitas produksi yang hanya 500 kg pertahun tersebut, sebanyak 200 kg dipasok dari Indonesia.
Proses pengolahan kopi luwak
Kopi Luwak memiliki rasa sempurna dengan aroma istimewa disebabkan
karena proses pengolahannya yang alami, yakni dengan memanfaatkan hewan
luwak yang hidup liar di areal perkebunan kopi. Dengan nalurinya, hewan
ini akan memilih dan memakan biji kopi yang paling matang, sehingga
kemungkinan menelan biji kopi yang masih mentah hanya sekitar 1%.
Kopi terpilih tersebut selanjutnya akan difermentasi secara sempurna di dalam sistem pencernaan luwak selama 8 – 12 jam dan dikeluarkan melalui feses. Kotoran yang bercampur dengan biji kopi yang dikeluarkan Luwak itulah yang kemudian dikumpulkan serta diolah dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
Kopi terpilih tersebut selanjutnya akan difermentasi secara sempurna di dalam sistem pencernaan luwak selama 8 – 12 jam dan dikeluarkan melalui feses. Kotoran yang bercampur dengan biji kopi yang dikeluarkan Luwak itulah yang kemudian dikumpulkan serta diolah dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
- Kotoran luwak yang bercampur dengan biji kopi dipisahkan untuk dipilih biji-biji kopinya yang tidak bisa dihancurkan oleh system pencernaan Luwak. Biji-biji kopi tersebut kemudian dijemur di bawah terik sinar matahari hingga kadar air yang tersisa tinggal 20% – 25%.
- Biji kopi yang telah kering tersebut selanjutnya dibuang kulit arinya, dan cara memisahkan biji kopi dengan kulit ari dilakukan dengan memakai mesin tumbuk.
- Untuk mendapatkan biji kopi yang utuh dan bersih, dilakukan proses penyortiran.
- Setelah disortir, biji kopi dijemur untuk yang kedua kalinya hingga kadar air yang tersisa mencapai kurang dari 16%.
- Selanjutnya dilakukan pencucian sampai benar-benar bersih.
- Usai dicuci, biji kopi dijemur untuk yang ketiga kali hingga kadar airnya tersisa sekitar 10% – 11%.
- Tahap berikutnya adalah menyangraian atau menggoreng biji kopi dengan cara dimasukkan ke dalam oven.
- Biji kopi Luwak yang telah digoreng kemudian dijadikan bubuk dengan memasukkannya ke dalam mesin penggiling.
- Biji kopi yang telah menjadi bubuk selanjutnya didinginkan, sebelum akhirnya dimasukkan ke dalam kemasan dengan menggunakan packing yang steril, agar bubuk kopi Luwak dapat tetap fresh sampai dengan satu tahun.
No comments:
Post a Comment